Foto: (Net) Gambar ilustrasi pengoplosan Gas LPG 3kg Bersubsidi dipindahkan ke Tabung Gas Non subsidi (Photo Istimewa). |
INFO NEWS | BOGOR - Kawasan Puncak ternyata bukan hanya jadi tujuan destinasi wisata bagi wisatawan domestik hingga mancanegara untuk berlibur. Menjamurnya vila, hotel hingga restoran di wilayah paling selatan Kabupaten Bogor itu, diduga jadi sasaran penjualan gas non subsidi hasil oplosan dari gas bersubsidi ukuran 3 kilogram oleh sindikat pengoplos.
Dijadikannya kawasan puncak sebagai area penjualan gas non subsidi hasil oplosan, terungkap dari pengakuan RI (38) salah seorang sopir pengangkut gas hasil oplosan di Rumpin, Gunung Sindur dan Parung.
" Iya memang sebagian hasil oplosan (gas non subsidi,red) dipasok ke wilayah Puncak. Disana ada agen penampung untuk dipasarkan ke vila, hotel dan restoran," ungkapnya, Jumat 7 Februari 2025.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, agen yang menampung gas non subsidi hasil oplosan dari tabung bersubsidi berukuran 3 kilogram adalah agen resmi yang memiliki legalitas. Hal itu bertujuan, kata dia lagi, untuk menutupi adanya pasokan gas hasil pengoplosan agar tidak tercium masyarakat maupun aparat hukum.
" Penampungnya agen resmi, tapi tabung non subsidi yang dipasarkan adalah hasil oplosan," imbuhnya.
Maryati (42) salah satu pengusaha restoran di Kecamatan Cisarua, mengaku resah dengan beredarnya gas non subsidi saat ini. Ia juga mengatakan, beredarnya gas non subsidi yang diduga hasil oplosan akan merugikan konsumen secara materi dan bisa mengancam keselamatan, serta meminta aparat hukum bertindak cepat untuk menyelidiki keberadaan agen penampung gas hasil oplosan.
" Kami jelas khawatir adanya gas hasil oplosan yang beredar di wilayah Puncak, aparat hukum harus menelusuri agen penampungnya lalu menindak sesuai aturan yang berlaku," pinta warga asal Jakarta itu kepada wartawan.
Menanggapi maraknya aksi curang pengoplosan gas elpiji bersubsidi untuk dipindahkan isinya ke tabung ukuran besar alias non subsidi. Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan akan segera menindak lanjuti informasi masyarakat kepada Dirjen Badan Pengawas Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).
“Akan segera kami koordinasikan langsung dengan Dirjen BPH Migas untuk segera melakukan peninjauan dan menindak tegas bagi para pelaku,” ujar Irto Ginting.
Berikut beberapa karakteristik gas oplosan yang dapat diidentifikasi, sebagaimana dirangkum dari laman Gas Industri dan sumber lainnya.
1. Perhatikan Kondisi Tabung Gas
Tabung gas asli biasanya memiliki kondisi fisik yang baik, meskipun terkadang sedikit kotor, namun tetap layak pakai. Sebaliknya, tabung gas oplosan cenderung berada dalam kondisi yang buruk. Permukaannya sering kali tidak mulus, cat terkelupas, terdapat penyok, dan segel dalam keadaan robek.
Pastikan untuk menghindari tabung yang berkarat, bocor, penyok, atau memiliki kerusakan lain, karena tabung dengan kondisi demikian berpotensi menyebabkan kebocoran gas atau bahkan ledakan.
2. Pastikan Ada Tulisan SNI
Tabung gas elpiji asli selalu memiliki tulisan SNI dan Pertamina, baik untuk ukuran 3 kg maupun 12 kg. Tulisan ini dicap permanen sebagai tanda keaslian. Sebaliknya, pada tabung gas oplosan, tulisan tersebut tidak ada, hanya warnanya saja yang menyerupai tabung asli.
3. Cek Kondisi Segel
Tabung gas baru memiliki segel yang utuh, tanpa bekas sobekan atau kendur, dengan tulisan agen yang terlihat jelas pada segelnya. Sebaliknya, segel pada tabung gas oplosan biasanya sudah rusak, sobek, atau tidak mencantumkan informasi agen distribusi.
4. Periksa Bagian Karet
Karet pada saluran gas di bagian atas tabung harus dalam kondisi tebal, rapi, dan kokoh. Jika karet tersebut longgar, rusak, atau tipis, besar kemungkinan tabung tersebut adalah tabung oplosan. Karet yang rusak dapat meningkatkan risiko kebocoran gas, yang tentunya sangat membahayakan pengguna.
5. Belanja dari Sumber Terpercaya
Penting untuk membeli tabung gas dari penjual resmi yang memiliki reputasi baik. Hindari membeli dari pedagang ilegal atau tidak resmi, karena produk mereka mungkin tidak memenuhi standar keamanan.
Di pangkalan resmi, agen pendistribusian biasanya diawasi ketat, sehingga risiko pengoplosan lebih kecil. Agen yang terbukti melakukan pengoplosan dapat kehilangan pasokan gas dari distributor.
6. Gunakan Berat Sebagai Indikator
Berat tabung gas dapat menjadi acuan untuk memeriksa keaslian. Tabung elpiji 3 kg yang asli memiliki berat total sekitar 8 kg, sementara tabung 12 kg sekitar 27,2 kg. Jika beratnya jauh berbeda dari standar tersebut, kemungkinan besar tabung tersebut adalah tabung oplosan, dan sebaiknya segera dikembalikan kepada penjual.
Bijak dalam Membeli Gas Elpiji
Sebagai konsumen, penting untuk teliti dan bijak saat membeli gas elpiji. Jangan sampai tergiur harga murah atau kelalaian sehingga tanpa sadar membeli gas oplosan. Selain merugikan secara finansial, gas oplosan juga berisiko membahayakan keselamatan.
(Rifai Sogiri)