INFO NEWS | BOGOR - Dana bantuan afirmasi rehab berat (BARB) kementerian agama untuk madrasah rusak berat bersumber dari World Bank alias bank dunia melalui program MEQR senilai Rp330.848.000 yang diterima Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Mathlaul Huda Jagabita berlokasi di Kampung Pabuaran RT001/RW004, Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor diduga jadi ajang bancakan oknum kepala sekolah Cs.
Pantauan di lokasi, pihak sekolah sebagai pengguna anggaran hanya memperbaiki atap sekolah berupa genteng dan kayu, sedangkan plafon memakai asbes dan baja ringan ukuran 30 mm. Tak hanya itu, masyarakat seolah tidak diperbolehkan mengetahui adanya bantuan dengan tidak dipasangnya papan proyek meskipun UU Nomor 14 tahun 2008 berlaku di negeri ini.
" Untuk apa dipasang papan proyek? konsultan yakni pak Mahdi mengarahkan agar tidak perlu dipasang. Ini bantuan dikerjakan secara mandiri," ujar Pulung, Kepala Sekolah MIS Mathlaul Huda Jagabita saat dikonfirmasi, Selasa 3/12/2024.
Terpisah, Sekretaris Indonesia Morality Watch (IMW) Bogor Raya, A.R Sogiri, menilai tidak dipasangnya papan proyek menandakan bantuan afirmasi rehab berat menjadi ajang bancakan demi kantong pribadi oknum kuasa pengguna anggaran. Untuk itu, ia meminta aparat penegak hukum menjalankan fungsi dengan memeriksa kepsek MI Mathlaul Huda Jagabita.
" Semua bantuan harus dikerjakan sesuai pedoman teknis dan pedoman pelaksanaan. Agar publik mengetahui, wajib dipasang papan proyek sebagaimana amanat Undang-undang," ungkap A.R Sogiri saat dihubungi via selulernya.
Menurut dia, minimnya pengawasan dari kementerian agama baik tingkat provinsi mau kota dan kabupaten membuat bantuan afirmasi rehab berat rentan dikorupsi. Praktik kotor itu, diduga melibatkan oknum kepsek, oknum kemendag hingga konsultan dalam pelaksanaan pembangunan.
" Praktik kotor itu harus diberantas, dan pelakunya diseret ke ranah hukum. Korupsi dan sejenisnya adakah musuh bersama serta merugikan rakyat," imbuhnya.
Ia juga mengatakan, tujuan bantuan yang bersumber dari World Bank melalui program MEQR untuk perbaikan sarana pendidikan sehingga tujuan Negara mencerdaskan kehidupan bangsa bisa terwujud, namun manifestasi dilapangan justru dijadikan ajang mencari keuntungan oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
" Tujuan mencerdaskan anak bangsa harus didukung semua pihak. IMW Bogor Raya akan menerjunkan tim peneliti ke MI Mathlaul Huda Jagabita, hasil lapangan sebagai bahan nantinya untuk melaporkan dan pengaduan (Lapdu) ke pihak APH," tandasnya.
(Rfs)